Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh
aturan-aturan atau puisi yang dibatasi oleh aturan tertantu.
Ciri-ciri puisi lama
:
1. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
2. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
1. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
2. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
- .Macam-Macam Puisi Lama
1. Pantun
Pantun adalah sebuah puisi lama yang
terdiri atas 4 baris dalam satu baitnya. Baris pertama dan kedua disebut
sampiran, dan baris ketiga dan keempat adalah isi; bersajak a-b-a-b.
Jika pergi ke padang
datar
Jangan lupa pulang berlabuh
Jika kita kepingin pintar
Belajarlah sungguh-sungguh
Jangan lupa pulang berlabuh
Jika kita kepingin pintar
Belajarlah sungguh-sungguh
2. Talibun
Talibun yaitu pantun yang jumlah
baris tiap baitnya lebih dari empat buah. Tiap-tiap baitnya selalu berjumlah
genap, yakni: 4, 6, 8, 10 dan seterusnya.
Mencari ikan di dalam
lubuk
Ikan gabus banyak dinanti
Lubuk dalam tanah tertimbun
Setiap hari bermain facebook
Bosan rasanya status berganti
Perkenankan hambe lantunkan talibun
Ikan gabus banyak dinanti
Lubuk dalam tanah tertimbun
Setiap hari bermain facebook
Bosan rasanya status berganti
Perkenankan hambe lantunkan talibun
3.Seloka
seloka disebut juga pantun
berbingkai, yaitu kalimat kedua dan keempat bait pertama diulang kembali
pengucapannya menjadi kalimat pertama dan ketiga bait kedua.
Tak ada
lobak dapatnya kentang
Lubang
digali semakin dalam
Menunggu
abang tak kunjung datang
Saya
menangis setiap malam
4. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang isi
dan tema yang terkandung di dalamnya sama dengan pantun, yaitu sama-sama
mengandung nasihat-nasihat, bersifat mendidik, dan berisi tentang agama.
Terdiri atas dua baris tiap-tiap baitnya.
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
5. Syair
Syair mirip dengan pantun yang
sama-sama memiliki 4 baris tiap satu bait. Pantun bersajak ab-ab, sedangkan
syair bersajak aa-aa.
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
6. Mantera
Mantera adalah karya sastra lama yang
berisi puji-pujian terhadap suatu yang gaib atau yang dianggap keramat.
Biasanya diucapkan secara lisan oleh para pawing atau dukun pada saat upacara
keagamaan.
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
7. Bidal
Bidal adalah salah satu bentuk puisi
lama/puisi melayu. Sekarang ini bidal dapat didefinisikan seagai peribahasa
yang mengandung nasihat, peringatan, sindiran, dsb.
Ungkapan yaitu peribahasa yang berbentuk kelompok kata.
Contohnya : tebal muka artinya tidak punya malu.
• Peribahasa yaitu bahasa kiasan atau figurative yang bisa berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya. Bagai kerbau dicocok hidungnya artinya tidak ada pendirian.
• Perumpamaan adalah peribahasa yang berisi perbandingan-perbandingan, biasanya menggunakan kata-kata bak, laksana, umpama, dan bagai. Contohnya : Bagai kucing lepas senja artinya sangat senang hingga lupa pulang.
• Tamsil yaitu seperti perumpamaan yang diikuti bagian kalimat yang menjelaskan. Contohnya : Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.
• Ibarat yaitu seperti perumpamaan dan tamsil tetapi diikuti bagian yang menjelaskan yang berisi perbandingan dengan alam.
• Pepatah yaitu kiasan tetapi yang dinyatakan dalam kalimat selesai.
Contohnya; Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua, artinya budi baik seseorang itu jangan dilupakan.
• Pameo merupakan peribahasa ang berupa semboyan, berfungsi untuk mengobarkan semangat/menghidupkan suasana.Contohnya: Gantungkan cita-citamu setinggi langit artinya agar kita tidak pesimis dan berusaha untuk mencapai cita-cita itu.
• Peribahasa yaitu bahasa kiasan atau figurative yang bisa berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya. Bagai kerbau dicocok hidungnya artinya tidak ada pendirian.
• Perumpamaan adalah peribahasa yang berisi perbandingan-perbandingan, biasanya menggunakan kata-kata bak, laksana, umpama, dan bagai. Contohnya : Bagai kucing lepas senja artinya sangat senang hingga lupa pulang.
• Tamsil yaitu seperti perumpamaan yang diikuti bagian kalimat yang menjelaskan. Contohnya : Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.
• Ibarat yaitu seperti perumpamaan dan tamsil tetapi diikuti bagian yang menjelaskan yang berisi perbandingan dengan alam.
• Pepatah yaitu kiasan tetapi yang dinyatakan dalam kalimat selesai.
Contohnya; Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua, artinya budi baik seseorang itu jangan dilupakan.
• Pameo merupakan peribahasa ang berupa semboyan, berfungsi untuk mengobarkan semangat/menghidupkan suasana.Contohnya: Gantungkan cita-citamu setinggi langit artinya agar kita tidak pesimis dan berusaha untuk mencapai cita-cita itu.
8. Tamsil
Tamsil adalah kata-kata kiasan yang
bersajak, berirama, dalam bahasa banjar yang disusun sedemikian rupa dalam
bentuk baris-baris puisi.
1.
Tua-tua keladi, semakin tua
semakin menjadi
2.
Keras-keras kerak nasi, kena
air lembut juga
3.
Ibarat bunga, segar dipakai,
layu dibuang
4.
Ibarat telur sesangkat, pecah
sebiji pecah semuanya
9. Karmina
Karmina adalah pantun kilat seperti
pantun namun sangat pendek.
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu jagoan sekarang ustad
Dahulu jagoan sekarang ustad
Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Buah nagka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
Kelapa diparut enak rasanya
Biar pertunya gendut baik hatinya
Ikan lele beli di pasar
Persoalan sepele jangan diumbar
Sumber :
http://monster007.blogdetik.com/macam-macam-puisi-lama-dan-ciri-cirinya/
i.k natia.1982.Teori Sastra Indonesia.Sinar Wijaya:Surabaya.