Khamis, 20 Jun 2013

METODE BERBICARA


A.  METODE BERBICARA
1. METODE TEKS
Metode ini adalah metode berbicara dengan membaca teks yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Kita bicara apa yang kita tulis di kertas yang telah disiapkan.
Metode ini biasanya dipakai untuk acara resmi. Metode ini baik digunakan untuk menghindari salah ucap atau mengontrol pembicaraan agar tidak out of topic. Selain itu, untuk kita yang belum terbiasa berbicara di depan umum, alangkah baiknya kita melatih gaya bicara dengan
2. METODE HAFALAN/MEMORITER
Sama seperti metode teks, kita berbicara apa yang kita tulis di kertas yang sudah disiapkan sebelumnya, hanya cara menyampaikan pidato/isi pembicaraan bukan dengan cara membaca, melainkan dengan menghafal apa yang sudah ditulis, kemudian disampaikan secara langsung kepada pendengar.
3. METODE POINT
Metode ini sebenarnya pengembangan dari metode teks, hanya tidak kata per kata yang harus ditulis, tetapi cukup point-point atau intinya saja.
Kita bisa memakai metode ini di acara apa saja, formal/informal. Biasanya, orang yg sudah ahli sekalipun, sering memakai metode ini untuk mencegah pembicaraannya menjadi out of topic.
4. METODE SERTA MERTA / IMPROMTU
Metode ini adalah metode berbicara secara spontan atau serta merta, yaitu berbicara di depan umum tanpa waktu persiapan sebelumnya.
Kadang-kadang, seseorang bisa saja dituntut (saya lebih senang menyebutnya ‘ditembak’ ) tiba-tiba untuk berbicara. Para orator biasanya menggunakan metode ini untuk meluapkan gagasan/idenya secara spontan dan cepat kepada pendengarnya.
Metode-metode di atas mungkin bisa membantu saat kita dituntut untuk berbicara di depan umum. Ingat, metode tersebut bukan jurus untuk menghilangkan kegugupan/grogi saat berbicara di depan umum. Untuk menghilangkan grogi, tidak ada cara yang paling ampuh selain be confident and be yourself
B.   JENIS-JENIS BERBICARA
a)  Situasi
Aktivitas berbicara terjadi dalam suasana, situasi, dan lingkungan tertentu. Situasi dan lingkungan itu dapat  bersifat formal atau resmi, mungkin pula bersifat informal atau tak resmi. Dalam situasi formal pembicara dituntut berbicara secara formal, sebaliknya dalam situasi tak formal, pembicara harus berbicara tak formal pula. Kegiatan berbicara yang bersifat informal banyak dilakukan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Suksesnya suatu pembicaraan tergantung pada pembicara dan pendengar. Kegiatan berbicara yang bersifat informal banyak dilakukan dalam kehidupanmanusia sehari-hari, Untuk itu, diperlukan beberapa prasyarat.
   Jenis kegiatan berbicara informal meliputi :
 Tukar pengalaman,
 Percakapan,
 Menyampaikan berita,
 Menyampaikan pengumuman,
 Bertelepon dan
 memberi petunjuk (Logan,  dkk., 1972 :108).
   Sedangkan jenis kegiatan yang bersifat formal  meliputi :
 Perencanaan dan penilain
 Ceramah
 Interview
 Prosedur parlementer dan Bercerita (Logan, dkk., 1972: 116)


b) Tujuan
Akhir pembicaraan, pembicara menginginkan respons dari pendengar. Pada umumnya tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan, menstimulasikan dan meyakinkan  atau menggerakan pendengarnya. Sejalan dengan tujuan berbicara tersebut di atas dapat kita klasifikasi berbicara menjadi 5 jenis, yaitu antara lain:

a.            Berbicara menghibur, biasanya suasana santai, rileks dan kocak. Tidak berarti bahwa berbicara menghibur tidak dapat membawakan pesan dalam berbicara menghibur tersebut pembicara berusaha membuat pendengarnya senang gembira dan bersukaria.

b.           Berbicara menginformasikan. Dalam  suasana serius, tertib dan hening. Berbicara menginformasikan pembicara berusaha berbicara jelas, sistematis dan tepat isi agar informasi benar-benar terjaga keakuratannya.

c.          Berbicara menstimulasi, berbicara menstimulasi juga berusaha serius, kadang-kadang terasa kaku, pembicara berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya dapat disebabkan oleh wibawa, pengetahuan, pengalaman, jabatan atau fungsinya yang memang melebihi pendengarnya. Berbicara menstimulasi, pembicara berusaha membangkitkan semangat pendengarnya sehingga pendengar itu bekerja lebih tekun, berbuat lebih baik, bertingkah lebih sopan, belajar lebih berkesenambungan. Pembicara biasa dilandasi oleh rasa kasih sayang, kebutuhan kemauan, harapan, dan inspirasi pendengar.

d.   Berbicara meyakinkan, sesuai dengan namanya, bertujuan meyakinkan pendengarnya,           suasananya pun bersifat serius, mencekam dan menegangkan. Pembicara berusaha mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju, dari tidak simpati menjadi simpati dari tidak mau membantu menjadi mau membantu. Pembicara harus melandaskan pembicaraannya kepada argumentasi dan nalar, logis masuk akal, dan dapat bertanggungjawabkan dari segala segi.
e.    Berbicara menggerakkan, juga menuntut keseriusan baik dari segi pembicara maupun  dari segi pendengarnya. .Pembicara dalam berbicara mendengarkan haruslah berwibawa, tokoh, idola, panutan masyarakat.

   Faktor-faktor yang dinilai dalam berbicara:
1.     Faktor kebahasaan  yang mencakup
a.      Pengucapan vokal
b.     Penempatan tekanan
c.      Pilihan kata / ungkapan atau diksi
d.     Variasi kata
e.      Sruktur kalimat dan
f.       Ragam kalimat
2.     Faktor  nom kebahasaan yang mencakup :
a.      Keberanian dan semangat
b.     Kelancaran
c.      Gerak-gerik dan mimik
d.     Penguasaan topik
e.      Penalaran atau pemahaman / pengungkapan materi wacana.















Sumber :

1 ulasan: